Tiga Amalan Kebaikan yang Perlu Kita Lakukan Agar Pahala Terus Menerus Mengalir
Setiap orang beriman pastinya meyakini bahawa kehidupannya bertujuan tidak lain melainkan untuk mengabdikan diri sepenuhnya kepada Allah SWT. Firman Allah SWT dalam surah Adz-Zariyat ayat 56 bermaksud, “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku”. Demikian juga setiap orang beriman meyakini hakikat bahawa kehidupannya adalah sementara dan singkat. Nabi SAW diriwayatkan bersabda bermaksud, Usia umatku antara 60 hingga 70 tahun, dan hanya sedikit yang bisa melampaui usia tersebut (HR. Ibnu Majah).
Bagi siapa yang mampu memenuhi tujuan hidupnya dalam tempoh yang ditetapkan, maka ia dikira berjaya dan layak memperoleh ganjaran yang dijanjikan Allah iaitu redha, keampunan dan syurgaNya. Allah juga telah memerintahkan agar orang beriman bersungguh-sungguh memperbanyakkan amal shalih. Allah berfirman, “Berlomba-lombalah kalian kepada (mendapatkan) ampunan dari Tuhanmu dan syurga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-rasul-Nya. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah mempunyai karunia yang besar”. (QS Al-Hadid : 21). GanjaranNya, masya-Allah tidak terbayang lumayan.
Justeru, cabarannya ialah bagaimana kita mengoptimakan penggunaan sumber-sumber yang Allah anugerahkan dari sudut usia, tenaga, kekayaan dan nikmat-nikmat yang lain untuk meraih ganjaran terbaik yang dijanjikan Allah SWT? Antara panduan yang disarankan Nabi SAW ialah dengan mengutamakan pelaksanaan amal jariah dalam beramal. Amal jariah ialah amal yang pahalanya mengalir berterusan kepada pelakunya meskipun sudah meninggal. Jelas Nabi SAW bermaksud “Jika manusia mati, maka terputuslah amalnya kecuali tiga perkara: sedekah jariyah, ilmu yang diambil manfaatnya, anak shalih yang selalu mendoakan orang tuanya.” (HR. Muslim).
Amal kebaikan pertama yang pahalanya dapat terus mengalir adalah sedekah jariyah. Pelbagai bentuk sedeqah jariyah boleh dilakukan. Antaranya ialah dengan menyumbang dalam pembangunan institusi-institusi amal seperti masjid, waqaf, pendidikan dan seumpamanya. Sabda Nabi SAW bermaksud, “Siapa yang membangun masjid kerana Allah walaupun hanya selubang tempat burung bertelur atau lebih kecil, maka Allah bangunkan baginya (rumah) seperti itu pula di syurga“. (HR. Ibnu Majah). Pada hadits ini jelas disebutkan bahwa meskipun ‘pelaburan’ jariahnya sekecil apa pun, balasan Allah tidak terkira besarnya.
Kedua, ilmu yang bermanfaat. Ilmu yang bermanfaat boleh berbentuk pengajaran ilmu terutama ilmu agama kepada orang lain. Demikian juga penyebaran ilmu melalui penulisan bahan-bahan fikrah, tazkirah dan ilmu pengetahuan yang lain yang manfaatnya dapat dikongsi dengan orang lain. Selama amal kebaikan itu terus dilakukan, maka pelakunya akan terus memperoleh ‘dividen’nya. Apalagi jika orang lain yang mendapatkan ilmu yang diajar itu mengajarkannya kepada orang lain, maka pahala pun akan terus menerus mengalir. Dalam era internet sekarang ini, di mana penggunaan media sosial sudah menjadi suatu yang mendarahdaging kebanyakan manusia, maka tentunya mendapatkan pahala jariyah dari ilmu yang bermanfaat, lebih mudah. Dalam satu hadis Nabi SAW bersabda bermaksud, “Barangsiapa memberi petunjuk kepada kebaikan, maka ia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengikuti ajakannya tanpa mengurangi pahala mereka sedikit pun juga“. (HR. Muslim)
Ketiga, amal jariyah berbentuk doa anak yang shaleh. Doa anak yang shaleh akan bermanfaat bagi orang tuanya di alam kubur selama orang tua tersebut meninggal dalam keadaan beriman (bukan meninggal di atas kekafiran). Nabi SAW dalam sebuah hadisnya, bersabda bermaksud “Sungguh, Allah benar-benar mengangkat derajat seorang hamba-Nya yang shalih di syurga, maka ia pun bertanya: ‘Wahai Rabbku, bagaimana ini bisa terjadi?’ Allah menjawab: ‘Berkat permintaan ampunan dari anakmu bagi dirimu’”. (HR: Ahmad, Ibnu Majah.). Oleh karena itu, sewajarnya para orang tua mengutamakan pendidikan anak-anak agar tergolong dalam kalangan generasi anak-anak yang sholeh, anak-anak yang sentiasa mengingati orang tua mereka dalam doa masing-masing.
Demikian tiga bentuk amal jariyah yang dipesan Rasulullah SAW untuk umatnya laksanakan. Semoga tulisan ringkas ini bermanfaat dan turut menjadi amal jariyah bagi penulis. Segala puji bagi Allah yang hanya dengan nikmat-Nya sajalah segala amal kebaikan menjadi sempurna.